Jumat, 25 Desember 2009

Professional Mother

Sampai beberapa bulan yang lalu aku merasa menyesal karena aku tidak mempunyai kesempatan untuk bekerja di luar rumah, paling tidak untuk menjadi guru sebagaimana yang aku cita-citakan selama ini, tetapi sekarang aku menyadari bahwa seharusnya aku merasa beruntung karena mempunyai banyak kesempatan untuk belajar menjadi seorang ‘Professional Mother’.

Menjadi ibu, bukanlah pekerjaan yang ringan dan sepele, ibu adalah manager sebuah institusi paling penting yang menentukan majunya satu negeri bahkan ummat di dunia ini.
Ketika seorang wanita diangkat dan mendudukkan dirinya sebagai ibu, maka berjuta juta bahkan tak terhingga tugas yang berada di pundak yang harus diembannya, tugas yang bukan dilakoni hanya dengan apa adanya, tanpa modal atau tanpa kemampuan atau bahkan keahlian.

Ibu yang menyusui ananda, menyuapi, menuntunnya ketika belajar berjalan, selalu di dekatnya ketika dia sakit, mengajarkan berbicara, mengenalkan kosa kata pertama dan berikutnya, dan yang mendampinginya ketika mengenal lingkungannya,
Sejak pagi buta ibu telah berpikir apa yang akan dihidangkan buat keluarga pada hari ini. Mengantar sekolah bahkan menunggui ketika masih di taman kanak kanak dan ketika ananda mulai besar, ibu tak pernah lelah untuk mengingatkan ananda agar tidak lupa untuk sarapan pagi, agar tidak lupa belajar, agar berhati-hati memilih teman.

Seorang ibu harus mampu menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh anak atau paling tidak harus mampu memberikan jawaban yang dapat memuaskan anak. Ibu harus bisa menghentikan tangis anak dengan belaian kasih sayang dan harus memiliki beribu kesabaran untuk mengahadapinya.
Dan yang paling penting ibulah yang mendidik anak dalam menjalankan agama.
Semua itu hanya bisa dilakukan oleh seorang ‘Professional Mother’.

Professional Mother, tidak tampil apa adanya, dia harus belajar dan terus belajar seiring semakin tumbuh berkembangnya anak, dan juga harus terus belajar untuk menyiapkan anak dalam menghadapi perkembangan zaman yang berbeda dengan zamannya.
Sebagaimana perusahaan yang mempunyai tenaga-tenaga profesional akan menghasilkan produk atau output yang bermutu, maka Ibu yang profesional akan menghasilkan produk yang bermutu, pula, yaitu seorang anak penerus keturunan, yang serdas, pandai, sholih dan sholihah. Amiin.

Memperingati hari ibu, menurutku bukan dengan upacara, atau mengistirahatkan ibu dari semua aktifitas kesehariannya, tapi justru mengingatkan kepada para ibu bahwa pentingnya untuk menjadi seorang ‘Professional Mother’ meskipun mempunyai pekerjaan di luar rumah.
Profesional Mother bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh ibu yang bekerja di luar rumah melainkan kedudukan sebagai seorang Mother harus menjadi profesi utama yang tidak boleh ditinggalkan dan dikesampingkan karena profesi itu merupakan kewajiban dan yang membutuhkan keseriusan dalam menjalaninya, sehingga peningkatan mutu sebagai seorang mother pun menjadi keniscayaan.

0 komentar:

Posting Komentar